Politani Samarinda Sukses Gelar International Coconut Conservation Conference (C3)

C3 2022
Sebagai upaya pelestarian komoditas plasma nutfah kelapa  dan juga pemanfaatan  kelapa dalam merehabilitasi dan konservasi lahan  sebagai upaya untuk merebut kejayaan kelapa di Indonesia, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda  bersama KOPEK (Koalisi Pemerintah Kabupaten Penghasil Kelapa) sukses menggelar kegiatan besar yaitu  seminar internasional “Coconut Conservation Conference” yang dilaksanakan di Novotel  Balikpapan  Rabu (29/6/2022).  Seminar yang dirangkaikan dengan penanaman kelapa berbagai jenis varietas dari berbagai kabupaten yang dilaksanakan di wilayah Borneo Orangutan Survival Foundation, Samboja Lestari pada Kamis (30/06).

Coconut Conservation Conference (C3) dengan tema yang diangkat adalah Coconut for Conservation and Conserving World Coconut menghadirkan narasumber  yang luar biasa yaitu   Ketua Kopek Prof Nelson Pomalingo, ketua Internasional Coconut comonity (ICC) Dr. Jelfina C. Alouw, M.Sc., Ph.D,  Penasihat, Coconut Knowledge Center Ir. Yohanes Samosir P., Dip. Ag. St. Ph.D. Viraj Bagaria  dari T&I Global  India, Kepala Balitpalma, Manado Dr. Steivie Karouw, S.Tp., M.Sc.  Awaluddin Ap.com,Shi, dari CV. Printis Mitra Mandiri Sukses, Industri serabut kelapa Kalimantan Timur. Selain itu juga hadir para bupati, wakil bupati, kepala dinas pertanian dan perkebunan dari masing-masing kabupaten, Pemerhati dan pengusaha/asosiasi kelapa, AFKASI, perguruan tinggi/akademisi dan juga Pemerintah kota Balikpapan dan juga Samarinda.

Heriad Daud selaku Ketua Panitia mengatakan bahwa konferensi kelapa ini merupakan pertama kalinya dilaksanakan  atas inisiasi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda bekerjasama  Koalisi Pemerintah Kabupaten Penghasil Kelapa (KOPEK) dengan menghadirkan bupati, wakil bupati maupun kepala dinas dari instansi yang terkait dari seluruh Indonesia begitupun para pemerhati kelapa dan acara ini berlangsung karena dukungan dari berbagai pihak seperti Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF), pemerintah kota Balikpapan, BPSILHK Samboja, Dinas Kehutanan, dan masih banyak pihak lainnya.  ujarnya.   

Sementara itu Hamka selaku Direktur Politani Samarinda dalam sambutannya  mengatakan, kelapa adalah tanaman kehidupan dan  tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat Indonesia. Kelapa adalah plasma nutfah  nusantara yang  harus hadir  di wilayah IKN,  Hamka juga berharap dari kegiatan ini akan mendorong terbentuknya program studi baru khusus kelapa sehingga bisa mencetak SDM yang handal di komoditi kelapa ini.  Hamka juga menceritakan pengalamannya waktu kecil menikmati hasil samping dari pembuatan minyak yang sangat enak yaitu Blondo dan saat ini sangat jarang sudah ditemui karena tidak banyak masyarakat yang membuat minyak dari kelapa lagi. Tandasnya.

Ujang Rahmad  selaku Kadis Perkebunan Provinsi  Kaltim  yang hadir mewakili  dan  membacakan sambutan  Gubernur Kaltim menyampaikan bahwa Tanaman Kelapa  di Kaltim hanya sekitar 1% dari total komoditas perkebunan di Kaltim,  Industri perkebunan di Kaltim sangat didominasi oleh Sawit dimana lebih dari 80% dari total perkebunan di Kaltim.  Menurutnya hal ini tidak baik bagi perekonomian karena suatu ketika komoditas tersebut mengalami penurunan harga maka akan terjadi kegoncangan dalam ekonomi masyarakat., Seperti halnya yang terjadi saat ini.  Pemerintah kaltim sangat mendukung pengembangan Kelapa sebagai diversifikasi komoditas perkebunan. Hanya saja perlu dipastikan bahwa nantinya produk kelapa ini bisa diserap oleh pasar.  Dan berharap dari konferensi ini akan dihasilkan rumusan untuk mengatasi kendala-kendala dalam pengembangan kelapa. Ujarnya.

Sementara itu kegiatan ini juga sangat diapresiasi oleh  Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa dalam sambutannya yang dibacakan oleh  Direktur pangan dan pertanian Anang Nugroho, berharap dengan semangat para anggota Kopek, kejayaan kelapa bisa kembali bangkit. Ia menjelaskan dari tahun ke tahun produksi kelapa Indonesia terus menurun, padahal sesuai data 2020, ekspor kelapa mencapai 1,2miliar USD. Dan menjadi penyumbang devisa terbesar di Indonesia. “Terima kasih atas kerja sama semua pihak yang mendukung semua kegiatan ini. Semoga konferensi ini bisa melahirkan gagasan-gagasan yang bisa membangkitkan kelapa, dan mendorong pelestarian kelapa Indonesia,” ujarnya. 

Ketua Kopek  Prof. Nelson  Pomalingo yang juga Bupati Gorontalo  menyampaikan beberapa hal terkait perlunya sinergi dari hulu dan hilir agar petani tertarik untuk menanam kelapa, dan diharapkan  pemimpin daerah penghasil kelapa perlu mengeluarkan kebijakan untuk memperluas areal penanaman kelapa, agar perkebunan tidak hanya didominasi oleh sawit, dan perlunya kolaborasi dengan industry  untuk memastika bahwa produk turunan kelapa dapat terserap oleh pasar. Lebih lanjut disampaikan bahwa perlu adanya  Kebijakan  pemerintah  untuk mempeluas areal lahan untuk penanaman kelapa, untuk di Kaltim misalnya membuat konsesi pemanfaatan lahan tambahan untuk areal perkebunanan kelapa, hadirnya  KOPEK diharapkan bisa mendorong pengembangan kelapa.

Hadirnya para bupati yang tergabung dalam Kopek ini berkeinginan untuk mewarnai IKN dengan tanaman kelapa. Kelapa diharapkan menjadi plasma nuftah  dan salah satu tanaman konservasi di IKN dan juga lahan-lahan marginal lainnya. harapnya.  Lebih lanjut Nelson menyampaikan harapannya dengan hadirnya para stakeholder/pemerharti kelapa  pada kegiatan ini bisa benar-benar mendorong kejayaan kelapa dan problem atau kendala yang dihadapi oleh petani bisa ditemukan solusinya pada kegiatan ini dan diharapkan akan memberikan dampak bagi pembangunan perkelapaan di Indonesia khususnya. Intinya kita akan bangkitkan semangat perkelapaan, kita ingin mewarnai Ibukota yang baru dengan kelapa, dan menjadikan kelapa sebagai tanaman Nusantara.  Pungkasnya.  (Humas/AL).
TULIS KOMENTAR ANDA
KE ATAS