Politani Samarinda Sukses Gelar Seminar Ilmiah Nasional 2023

23 November 2023

Politani Samarinda Sukses Gelar Seminar Ilmiah Nasional 2023
Samarinda (23/11/2023). Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (Politani Samarinda) sukses menggelar kegiatan Seminar Ilmiah Nasional. Acara yang diselenggarakan dengan penuh semangat ini mengusung tema “Pertanian Cerdas Untuk Masa Depan Berkelanjutan: Inovasi, Digitalisasi, dan Keberlanjutan Lingkungan” bertempat di Hotel Bumi Senyiur Samarinda (22/11/2023).  Seminar Ilmiah Nasional ini diawali dengan sambutan sekaligus pembukaan kegiatan secara resmi oleh Direktur Politani Samarinda Hamka, S.TP., M.Sc., MP. Dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Panitia kegiatan yaitu Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3KM) Politani Samarinda Dr. Andi Lisnawati, S.P., M.Si.

Dalam seminar ini, hadir tiga orang Pembicara (keynote speakers) yaitu Prof. Dr. Bernatal Saragih, SP., M.Si dari Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, Rizki Maharani, S.HUT., M.Sc., Ph.D dari Pusat Riset Biomassa, Bioproduk, Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan, Badan Riset Inovasi Nasional. dan Prof. Dr. Ir. Yogi, MS dari Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) - Institut Teknologi Bandung. Acara dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab dimana para peserta seminar antusias menanyakan seputar materi yang dibawakan oleh para narasumber.

Sebanyak 35 pemakalah yang berasal dari internal kampus Politani Samarinda dan dari berbagai instansi dan perguruan tinggi lainnya turut ambil bagian dalam kegiatan ini.
Selain seminar, kegiatan ini juga membuka kesempatan bagi peneliti untuk berpartisipasi dalam Call for Paper, yang memungkinkan mereka untuk berbagi temuan penelitian mereka dalam bentuk makalah ilmiah. Hal ini bertujuan untuk mendorong penelitian dalam bidang pertanian dan multidisplin ilmu lainnya yang dapat memberikan dampak positif dalam ekonomi sosial masyarakat Indonesia khususnya di Kalimantan Timur.
 
Prof. Dr. Bernatal Saragih, SP., M.Si. pada kesempatan ini menyampaikan materi terkait Pembangunan Pertanian yang Inovatif, Resilien, dan Berkelanjutan. Beliau memaparkan potensi teknologi di bidang pertanian sebagai salah satu solusi terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang disebabkan oleh minat masyarakat untuk menjadi petani semakin berkurang. Lebih lanjut beliau menjelaskan, “Ketika masalah ini terjadi, kita tidak bisa lagi bicara padat karya, namun harus menggunakan teknologi. Salah satu solusinya yaitu dengan menggunakan inovasi teknologi alat pertanian yang menggunakan tenaga listrik dan memanfaatkan kecerdasan buatan (artificial Intelligence/AI)”.

Pembicara seminar lainnya yaitu Rizki Maharani, S.HUT., M.Sc., Ph.D. menyampaikan materi tentang Teknologi Inovasi dan Digitalisasi Hasil Hutan Bukan Kayu Untuk Mendukung Konservasi Lingkungan. Dalam paparannya beliau menitikberatkan pada potensi Sumber Daya Alam (SDA) dengan memanfaatkan biomassa yang berlimpah yang ada di ekosistem hutan secara maksimal tanpa merusaknya dengan memunculkan ide-ide kreatif, kompetitif, solutif, dan produktif. Lebih lanjut beliau dengan lantang menyatakan, “NO TEBANG! Dengan memanfaatkan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), kita bisa Better Life, Better Future, dan Better Environment agar keberlanjutan (Sustainability) ke arah konservasi bisa tercapai”.

Selanjutnya Prof. Dr. Ir. Yogi, MS memaparkan mengenai Dampak Jalan Tol Terhadap Alih Fungsi Lahan dan Ketahanan Pangan di Indonesia. Beliau menjelaskan, “Ketahanan pangan di Indonesia terancam mengalami persoalan serius yang salah satunya diakibatkan banyaknya alih fungsi lahan seperti pembangunan jalan tol, pabrik, dan lain-lain di berbagai kabupaten/kota sehingga menggerus pertumbuhan lahan pertanian”. Semakin tinggi alih fungsi lahan pertanian yang terjadi, maka akan semakin tinggi pula kehilangan hasil produksi pangan yang terjadi di wilayah tersebut. “Alih fungsi lahan sawah yang tidak dapat dikendalikan dengan baik dapat mengancam ketahanan pangan penduduk. Ketahanan pangan penduduk dapat tetap terjaga selama ketersedian pangan penduduk dapat terpenuhi dengan baik. Hal ini dapat dicapai dengan cara menambah/mempertahankan luas lahan sawah, meningkatkan produktivitas lahan, dan mengurangi tingkat konsumsi pangan penduduk”, pungkasnya. (HUMAS/PUS)
TULIS KOMENTAR ANDA
KE ATAS