Kolaborasi Riset Politani Samarinda & BRIDA Kaltim Luncurkan Aplikasi AI “ETAM-EDU” untuk Lestarikan Bahasa Kutai

4 Desember 2025

Kolaborasi Riset Politani Samarinda & BRIDA Kaltim Luncurkan Aplikasi AI “ETAM-EDU” untuk Lestarikan Bahasa Kutai
Samarinda — Upaya menjaga Bahasa Kutai agar tetap hidup di tengah arus modernisasi kini mendapat angin segar. Melalui kolaborasi riset KRIS 2025 antara Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (Politani Samarinda) dan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kalimantan Timur, lahirlah sebuah aplikasi berbasis kecerdasan buatan (AI) bernama ETAM-EDU. Aplikasi ini didesain khusus sebagai media belajar Bahasa Kutai yang lebih menarik dan dekat dengan kebiasaan generasi digital.

ETAM-EDU menawarkan cara belajar yang berbeda. Tidak lagi bergantung pada buku atau hafalan, melainkan melalui permainan susun kata, puzzle huruf, kamus digital Kutai–Indonesia, hingga chatbot cerdas yang bisa diajak berbicara langsung menggunakan bahasa daerah. Dengan tampilan penuh warna dan karakter animasi berpakaian adat, aplikasi ini mendorong anak-anak untuk belajar sambil bermain tanpa merasa bosan.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian (P3KM) Politani Samarinda, Andi Lisnawati, SP., M.Si., mengatakan bahwa aplikasi yang dibuat tim dosen TRPL Politani Samarinda adalah Solusi dan jawaban atas kekhawatiran terhadap menurunnya penggunaan Bahasa Kutai di kalangan anak muda. Menurutnya, media pembelajaran bahasa harus mengikuti perkembangan zaman. “Kalau ingin bahasa daerah tetap hidup, maka ia harus hadir di gawai yang digunakan anak-anak setiap hari,” ujarnya.

Dukungan penuh datang dari Kepala BRIDA Kalimantan Timur, Dr. M. Ir. H. Fitriansyah, S.T., M.M. Ia menegaskan bahwa pelestarian bahasa daerah adalah bagian penting dari pelestarian identitas budaya Kaltim. Dalam pernyataannya, ia mengatakan, “Bahasa Kutai tidak boleh hanya menjadi cerita sejarah. ETAM-EDU menjadi ruang baru untuk membuatnya tetap hidup di tengah perubahan zaman.”

Aplikasi ini juga dilengkapi dengan fitur chatbot bernama ETAM-EDU, karakter virtual yang dapat menjawab pertanyaan seputar kosakata, budaya, dan percakapan ringan. Sapaan pertamanya menggunakan Bahasa Kutai, menambah nuansa lokal yang hangat dan membangun kedekatan dengan pengguna. Teknologi AI yang digunakan memungkinkan ETAM merespons pertanyaan secara natural dan edukatif.

Peluncuran ETAM-EDU menjadi momentum penting bagi Kalimantan Timur. Di tengah derasnya pengaruh budaya luar, Bahasa Kutai mendapat wadah baru yang lebih relevan bagi anak-anak dan remaja. Dengan akses yang mudah melalui smartphone, aplikasi ini diharapkan dapat dimanfaatkan di sekolah-sekolah sebagai pendukung pembelajaran muatan lokal.

Tim peneliti yang terlibat dalam pengembangan aplikasi ini terdiri dari Reza Andrea, Syafei Karim, Fajar Ramadhani, Dr. Andi Lisnawati, dan Dr. H. Nursobah, dengan dukungan penuh BRIDA Kaltim. Ke depan, tim berencana memperluas fitur seperti suara otomatis, pengenalan ucapan, serta penambahan koleksi kosakata dan cerita rakyat agar pembelajaran semakin kaya dan interaktif.

Melalui inovasi ini, Politani Samarinda dan BRIDA Kaltim berharap generasi muda kembali dekat dengan bahasa ibunya sendiri. ETAM-EDU menjadi bukti bahwa teknologi dapat menjadi sahabat penting dalam menjaga warisan budaya agar tidak hilang ditelan zaman.
 
TULIS KOMENTAR ANDA