SAMARINDA (09/10/2025) – Dalam momentum perayaan ulang tahun Pelita Bunda Education Centre yang ke-17, semangat inovasi dan kolaborasi pendidikan digital menggema kuat. Pada perayaan ini, Pelita Bunda Education Centre menandai langkah bersejarah dengan dukungan terhadap riset teknologi pembelajaran Metaverse yang dikembangkan oleh tim Riset Inovasi Komputer dan Bisnis (RIKUB) Program Studi Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (Politani Samarinda). Tim RIKUB yang diketuai oleh Reza Andrea, berkolaborasi dengan sejumlah perguruan tinggi ternama di Indonesia, antara lain Prof. Haviluddin & Prof. Hasbi Sjamsir (Universitas Mulawarman), Dr. I Gede Partha Sindu (Universitas Pendidikan Ganesha Bali), Mahir Prdana, Phd (Universitas Telkom) dan tim lainnya. Bersama-sama, mereka mengembangkan GetriVerse (Geometri Inklusif Berbasis Metaverse) sebuah prototipe pembelajaran geometri imersif yang dirancang khusus untuk anak-anak istimewa, terutama penyandang Autism Spectrum Disorder (ASD). GetriVerse mengintegrasikan Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), dan Artificial Intelligence (AI) untuk menghadirkan pengalaman belajar di dunia Meta yang interaktif, ramah sensorik, dan adaptif. Aplikasi Meta ini menampilkan objek geometri tiga dimensi langsung dari buku ajar dan kaca mata VR, dilengkapi AI-Agent berbasis Reinforcement Learning yang berperan sebagai guru virtual personal. Dalam sambutannya, Dr. Andi Lisnawati (Kepala P3KM Politani Samarinda) menegaskan bahwa kehadiran GetriVerse adalah tonggak baru bagi pendidikan inklusif Indonesia. “Kami merancang GetriVerse bukan hanya sebagai teknologi, tetapi sebagai jembatan kesetaraan bagi anak-anak istimewa agar mereka dapat belajar, berinteraksi, dan bereksplorasi di dunia digital dengan cara yang menyenangkan dan empatik” ujar Bagus Satria selaku Programmer pengembang Getriverse. Lebih jauh, Reza menambahkan bahwa aplikasi ini akan segera didistribusikan ke sekolah-sekolah inklusi di seluruh Indonesia, dimulai dari Kalimantan Timur sebagai proyek percontohan. Distribusi ini akan dilakukan melalui kerja sama lintas kampus, lembaga pendidikan, dan komunitas pendidik anak berkebutuhan khusus. Kegiatan riset ini juga menghasilkan output berupa rancangan Paten Pembelajaran Metaverse untuk Anak Istimewa, yang mencakup sistem interaksi adaptif berbasis AI dan integrasi AR–VR untuk materi geometri. Dalam puncak acara, sertifikat rancangan paten tersebut resmi diserahkan kepada Pelita Bunda Education Centre sebagai simbol alih teknologi dari perguruan tinggi ke lembaga pendidikan inklusi. Hj. Farah Flamboyant, S.Pd., M.Si.Edu (Kepala Sekolah Khusus Pelita Bunda) menyampaikan rasa bangga atas penghargaan ini, menegaskan bahwa inovasi ini sejalan dengan komitmen lembaga untuk terus beradaptasi di era pendidikan khusus berbasis digital. “Kolaborasi ini menjadi hadiah ulang tahun yang paling berharga bagi kami. Pelita Bunda akan menjadi pionir dalam mengimplementasikan pembelajaran berbasis Metaverse di tingkat sekolah inklusi” ujarnya. Dengan dukungan berbagai pihak akademisi dan pemerintah daerah, kolaborasi ini diharapkan memperkuat posisi Sekolah Pelita Bunda Samarinda sebagai salah satu pusat inovasi teknologi pendidikan di Indonesia membuka jalan bagi transformasi pembelajaran inklusif berbasis empati, teknologi, dan kemandirian.